BITCOIN

SB1M

header 600 x 60 3 Header 728 x 90

a-ads.com

Wednesday, October 12, 2011

Islam Dorong Demokrasi Untuk Percepatan Pembangunan

Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menegaskan bahwa Islam mendorong percepatan kehidupan berdemokrasi, sehingga Islam di Indonesia bukan Islam fundamentalis atau liberalis tetapi Islam "ummatan washatan" (umat yang serasi untuk semua, seimbang, dan berada di tengah-tengah).

Hal itu disampaikan Menag dalam jumpa pers setelah membuka "Annual Conference On Islamic Studies XI" (ACIS XI) atau "Konferensi Internasional Kajian Islam XI" di Pangkalpinang, Senin malam, yang berlangsung pada 10-13 Oktober 2011.Didampingi Dirjen Pendidikan Islam Prof Muhammad Ali dan Gubernur Bangka Belitung Eko Maulani, Menag menyatakan Indonesia bukan negara sekuler, namun dalam kehidupan bernegara, agama Islam memberi warna dengan mendorong kehidupan berdemokrasi.

"Hal itu ditandai dengan berlakunya peradilan agama dan perundangan lainnya yang saling mengisi. Islam di Indonesia membawa rahmat bagi kedamaian semua umat," katanya.Menurut dia, Islam Indonesia memiliki ciri yang sangat khas, karena Indonesia sebagai bangsa majemuk memiliki keragaman, tapi keragaman itu bisa terwadahi dalam Islam."Semua pihak sebagai warga dunia yang berwajah pluralistik harus bisa hidup bersama di atas sebuah prinsip untuk saling meneguhkan dan memperkuat antara satu dengan lainnya," katanya.

Terkait konferensi tersebut, Menag mengatakan, Islam adalah agama yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub-kultur, kearifan lokal dan fakta agama yang beragam.Islam memberikan keadilan, kenyamanan, keamanan, keteduhan dan perlindungan kepada semua yang berdiam di muka bumi tanpa diskriminasi, apa pun agama yang dianutnya.

"Islam yang hendak dikembangkan adalah toleran dan ramah terhadap siapa saja yang mempunyai kemampuan baik untuk membangun Indonesia yang bermartabat," katanya. Oleh karena itu, ia menilai upaya merawat dan merajut kebhinnekaan (keanekaragaman) dalam mozaik ke-Indonesiaan merupakan langkah strategis yang mendesak untuk dilakukan bangsa ini. Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Muhammad Ali menyebutkan "Annual Conference on Islamic Strudies (ACIS) X" yang diselenggarakan di Banjarmasin pada tahun lalu mengangkat tema "Menemukan kembali Islam Indonesia (Reinventuing Indonesian Islam).Untuk ACIS XI sebagai kelanjutan dari ACIS tahun lalu, maka sangat tepat jika ACIS di Bangka Belitung kali ini mengangkat tema "Mozaik Islam, Ruang Publik dan Karakter Bangsa."ACIS XI dimaksudkan sebagai ’oase’ dan rumah bersama untuk mendialogkan berbagai persoalan kebangsaan dan warna-warni pemikiran ke-Islaman, ke-Indonesiaan dan kebangsaan," katanya.

Ia menegaskan bahwa semua pihak dapat berpartisipasi dan memberikan kontribusi bagi pengembangan dan penguatan kajian ke-Islaman. "Salah satu persoalan krusial bangsa ini adalah membangun karakter bangsa. Perilaku reaktif, emosional, dan anarkis sudah menjadi tontonan keseharian sebagai yang diberitakan media massa," katanya.Ironisnya, terkadang yang tawuran justru antarpelajar yang tidak laik berbuat demikian. Hal ini sebagai indikator bahwa masyarakat kini cenderung menjauh dari nilai-nilai luhur bangsa. "Oleh karena itu, nilai-nilai luhur bangsa perlu digali kembali," tandasnya.

Menurut Ali, Islam Indonesia memiliki ciri khas. Karena Indonesia sebagai bangsa majemuk memiliki keragaman. Tapi keragaman itu bisa terwadahi dalam Islam. "Dalam konteks ini, wacana ke-Islaman dalam ruang publik, ke-Indonesiaan dan kemanusiaan haruslah dibingkai dalam satu tarikan napas yang harmonis," papar Ali. Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam Prof. Dr. Dede Rosyada mengatakan, ACIS atau Konferensi Ilmuwan dan Ulama Studi Islam Internasional ke-11 dihadiri cendekiawan Muslim dari dalam dan luar negeri dan sejumlah menteri. Pada ACIS yang mengambil tema "merangkai mozaik Islam dalam ruang publik untuk membangun karakter bangsa" bertindak selaku tuan rumah adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik.

Kegiatan ini dihadiri cendekiawan luar negeri yang telah terjadwal untuk presentasi dalam pleno, antara lain Prof. Dr. Ja’far Abdussalam (Mesir), Dr. Reem Al Nassher (Yordania) dan Dr. Zarina Nalla (Malaysia)."Merangkai mozaik Islam dalam ruang publik untuk membangun karakter bangsa menjadi tema ACIS XI, karena Islam yang hendak dikembangkan di Indonesia yang ramah, terbuka, inklusif, pluralistik dan mampu menawarkan solusi terhadap berbagai masalah besar bangsa dan negara," katanya.Ia menambahkan, tercatat 377 makalah yang masuk, ada 330 yang memenuhi kriteria administratif. Dari hasil seleksi, ada 56 penulis artikel yang masuk sebagai kategori "presented papers" (mendapat undangan untuk presentasi), dan 51 paper masuk kategori "circulated paper/contributing papers" (makalah yang layak untuk diedarkan/dipublikasikan secara luas namun belum mendapat undangan untuk presentasi).(*/tribun-timur.com)

Editor : Muh. Irham
Sumber : Kompas.com

No comments:

Post a Comment

Wow 3 Lokasi di Perumahan Mewah Balikpapan Ditempel Stiker PKI

BALIKPAPAN  - Warga Balikpapan digegerkan dengan adanya stiker lambang Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipasang pada sejumlah titik di...

Bebas Bayar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Dewaweb